Minggu, 08 Januari 2012

OBITUARI: IN MEMORIAM DRS. H. M. ANAS JOESOEF, SOSOK MUBALLIGH SURABAYA YANG GIGIH


Berawal dari obrolan setelah Shalat di Masjid Al-Haq Perumahan Mutiara Citra Graha (MCG) Bligo, Candi, Sidoarjo pada sore itu. Abah Zen (H. Zen) bertanya pada saya, "Sampeyan masih ingat Pak Anas Joesoef?" Saya jawab, "Masih". Lalu Abah Zen berkata lagi, "Beliaunya sudah tidak ada umurnya.." . Saya pun kaget dan spontan mengucap Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji'uun...
  Masyarakat Surabaya khususnya warga Perumahan Wisma Bhaskara Jaya sudah tidak asing lagi dengan sosok kakak beradik pengibar panji dakwah: Drs. H. Abdul Syakur Thowil dan Drs. H. M. Anas Joesoef. Drs. H. Abdul Syakur Thowil yang namanya cukup terkenal pada era 1990-an, adalah seorang muballigh yang gigih memperjuangkan Islam di muka bumi ini lewat pengajian dan tulisan. Beliau cukup sering tampil baik di mimbar jumat, mimbar Idul Fitri/Adha, atau mimbar pengajian lain. Selain itu, Pak Syakur Thowil juga tercatat sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya periode 1972-1975 dan 1976-1982. Muballigh yang satu ini tetap eksis berdakwah wakau penyakit Komplikasi Diabetes menggerogoti fisiknya hingga akhirnya wafat pada tahun 2001 setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.
  Perjuangan sang kakak diteruskan oleh adiknya, Drs. H. M. Anas Joesoef. Tidak jauh dari perjuangan sang kakak, Pak Anas ini juga sering tampil di mimbar baik mimbar jumat atau mimbar yang lain. Dari mulai masjid-masjid perumahan hingga masjid-masjid besar seperti: Masjid Al-Falah Surabaya, Masjid Al-Iman Sutorejo Tengah, Masjid Babussalam Mulyosari Utara, Masjid Syamsul Falah Bhaskara, Masjid Manarul Ilmi ITS, Masjid Nuruzzaman UNAIR, Masjid Jenderal Soedirman Jl. Dharmawangsa, dan lainnya. Beliau juga merupakan perintis, pendiri, dan mantan ketua takmir Masjid Syamsul Falah Wisma Bhaskara Jaya Surabaya. Kini kepengurusan masjid tersebut dipegang oleh H. M. Hafidz dan H. Mudzakkir.
  Saya dan Abah Zen pernah tinggal di Wisma Bhaskara Jaya. Itu berarti, saya dan Abah Zen pernah bertetangga dengan Pak Anas Joesoef. Abah Zen sendiri pindah ke Sidoarjo pada 2006. Sebelumnya, Abah Zen pernah menjadi wakil ketua takmir Masjid Syamsul Falah yang mana pada saat itu ketuanya adalah Pak Anas. Sedangkan saya mengontrak di Bhaskara pada tahun 2006-2007. Yang mana saat itu Pak Anas adalah sebagai penasihat pengurus masjid dan biasa mengimami Sholat Maghrib dan Subuh.
  Pak Anas Joesoef adalah sosok muballigh yang sederhana, bersahaja, dan gigih dalam memperjuangkan agama ini. Beliau adalah seorang yang sumeh, ramah terhadap semua kalangan, dan dikenal tidak mau merepotkan orang lain. Selain itu, Pak Anas Joesoef juga sangat memperhatikan kesehatan dan kebugaran fisiknya. Setiap pagi, beliau selalu lari pagi atau berjalan-jalan keliling perumahan. Sehingga yang saya tahu, Pak Anas tidak pernah ada riwayat sakit berat. Hanya saja karena faktor usia yang semakin tua, di akhir-akhir hidupnya beliau sudah tidak lari pagi lagi tetapi bersepeda.
Hingga pada suatu saat yang tidak terduga, kalau tidak salah sepekan yang lalu (saya lupa tanggal persisnya).. Pak Anas Joesoef bersepeda dengan misanannya. Kemudian mereka berdua membeli Soto daging. Ketika sedang makan, tiba-tiba Pak Anas tersedak daging. Karena dagingnya tidak bisa dikeluarkan dan Pak Anas sesak, susah untuk bernafas, beliau langsung dibawa ke rumah sakit. Ternyata, daging tersebut masuk ke saluran pernafasan bahkan hampir masuk ke paru-paru. Untuk mengeluarkan daging tersebut, gigi-gigi beliau sampai harus dicopoti yang mengakibatkan pendarahan hingga akhirnya nyawa beliau tidak terselamatkan.
  Selamat jalan Pak Anas Joesoef, Semoga Allah menempatkan almarhum di tempat yang terbaik, diampuni dosa-dosanya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan dan ketabahan oleh Allah SWT. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar