Senin, 13 Februari 2012

HARI VALENTINE DALAM PANDANGAN ISLAM: Generasi Muda Kita Menakar Aqidahnya Demi Hari Kasih Sayang



Ibnu Shofwan Al-Atsari Gelar Muhammad Fillhajj

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

Tanggal 14 Februari seakan menjadi sebuah hari “penting” di kalangan manusia khususnya generasi muda. Seakan menjadi hari internasional. Banyak orang mengucapkan perkataan kasih sayang, ungkapan rasa cinta, dan kado-kado yang meriah. Itulah yang terjadi pada umat islam khususnya generasi muda kita. Mereka merayakan Hari Valentine, Hari Kasih Sayang. Padahal, sayang seribu sayang, generasi bangsa kita banyak yang tidak mengetahui sejarah Hari Valentine dan hukum merayakannya.
 
Hari “kasih sayang” yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelang bulan Februari banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan mulai dari diskotik, hotel-hotel, organisasi-organisasi maupun kelompok-kelompok kecil; ramai menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio maupun televisi; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki iklan-iklan dan propaganda Valentine Day.
 
Sejarah Hari Valentine
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine. Tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St. Valentine yang telah menentang beberapa
perintahnya. Claudius II melihat St. Valentine mengajak manusia kepada agama nasrani, lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya.

Dalam versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi ampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya, Valentine.” Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama nasrani bersama 46 kerabatnya.”

Versi ketiga menyebutkan ketika agama nasrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “Dengan nama Tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.”

Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “Dengan nama Tuhan Ibu” dengan kalimat “Dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.

Versi lain mengatakan St. Valentine ditanya tentang Atharid, Tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, Tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab Tuhan-Tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya Tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al-Masih. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya merupakan lambang Tuhan cinta bagi orang-orang Romawi.

Setiap tahunnya pada tanggal 14 Februari jutaan orang di seluruh dunia mempunyai tradisi untuk memberikan hadiah kepada orang yang mereka cintai berupa permen, bunga, cokelat dan hadiah yang indah lainnya. Di beberapa negara, restoran dan berbagai tempat makan terlihat penuh dengan pasangan yang bersemangat untuk merayakan hubungan mereka dan sukacita kebersamaan mereka melalui berbagai makanan dan minuman. Sepertinya tidak ada seorangpun yang ingin melewatkan hari yang mereka sebut dengan Hari Valentine (Hari Kasih Sayang).

Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai Hari Valentine, karena selama berabad-abad tidak ada ditemukan arsip atau catatan yang bisa dipercaya untuk mengetahui asal usulnya. Hanya beberapa legenda yang bisa dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui sejarah Hari Valentine ini.

Perayaan Hari Valentine dipercaya berasal dari tradisi Kristen dan Romawi kuno. Salah satu legenda mengatakan bahwa perayaan ini berasal dari Romawi kuno yaitu festival Lupercalia, sebuah perayaan kesuburan yang dirayakan setiap tanggal 15 Februari. Tetapi seiring berkembangnya agama Kristen di Eropa, maka banyak berbagai hari libur yang didedikasikan untuk menghormati para “martir” Kristen tak terkecuali hari libur Lupercalia. Tahun 496 Masehi Paus Gelasius menetapkan perayaan Lupercalia menjadi hari raya Kristen serta menggeser tanggalnya menjadi 14 Februari. Hal ini sekaligus untuk menghormati Santo Valentine, seorang “martir” Romawi yang hidup di abad ke- 3.

Menurut Ensiklopedia Katolik, setidaknya ada tiga orang suci Kristen dengan nama Valentine. Yang pertama adalah seorang imam di Roma, yang kedua adalah seorang uskup di Terni. Tidak ada yang diketahui mengenai St. Valentine yang ketiga, kecuali bahwa ia menemui ajalnya di Afrika. Anehnya, ketiga dari mereka dikatakan telah menjadi martir pada 14 Februari. Jadi jelas bahwa Paus Gelasius menetapkan tanggal 14 Februari sebagai Hari Valentine dimaksudkan untuk menghormati salah satu dari ketiga pria tersebut. Sebagian besar para ahli percaya bahwa St. Valentine adalah seorang pendeta yang hidup sekitar tahun 270 Masehi di Roma

Kisah St. Valentine memiliki dua versi yang berbeda antara Protestan dan Katolik. Tapi kedua versi menyatakan bahwa Santo Valentine adalah seorang uskup yang mengadakan upacara-upacara perkawinan secara rahasia bagi para tentara yang menentang Kaisar Claudius II yang telah melarang perkawinan bagi kaum muda khususnya laki-laki. Pada masa St. Valentine, era keemasan kekaisaran Romawi sudah hampir berakhir. Menurunnya kualitas pemerintahan menyebabkan terjadinya perselisihan sipil, turunnya kualitas pendidikan serta meningkatnya pajak. Kekaisaran Romawi menghadapi krisis di semua sisi termasuk dari kerajaan-kerajaan Galia, Slavia, Turki, dan Mongol.

Daerah kekuasaan yang tumbuh begitu besar sehingga kesulitan untuk melindungi dari serangan pihak eksternal sedangkan dari internal sendiri terjadi perpecahan sehingga mustahil dapat teratasi dengan kekuatan yang ada. Hal ini tentu saja membutuhkan banyak penduduk khususnya pria yang direkrut untuk menjadi tentara guna melindungi kekaisaran. Ketika Claudius II menjadi kaisar, ia melihat bahwa pria yang menikah lebih memiliki ikatan emosional dengan keluarganya sehingga sulit untuk menjadi prajurit yang tangguh. Dia menyimpulkan bahwa perkawinan membuat orang menjadi lemah, sehingga dia mengeluarka perintah yang melarang pernikahan agar para pria bisa menjadi prajurit yang tangguh dan bisa diandalkan.

Larangan ini menimbulkan banyak tentangan tetapi tidak ada yang berani menyuarakan protes terhadap kaisar. St. Valentine juga menyadari ketidakadilan ini, dia melihat banyak pasangan muda yang putus asa dan kecewa. Dia berencana untuk mengadakan perlawanan secara rahasia, setiap ada pasangan yang mau menikah mereka datang kepada St. Valentine ditempat yang dirahasiakan lalu melangsungkan sakramen pernikahan. Dengan cara demikian dia telah menikahkan banyak pasangan muda, tetapi hal tersebut tidak bertahan lama. Kaisar Caludius II mengetahui hal tersebut dan memerintahkan untuk menangkap dan menghukum mati St. Valentine.

Selama menunggu eksekusi hukumannya di penjara, dalam salah satu legenda disebutkan bahwa St. Valentine jatuh cinta kepada putri sipir penjara. Terjalinlah hubungan yang cukup erat antara mereka walaupun akhirnya hubungan mereka harus terpisah karena St. Valentine harus menjalani eksekusi mati. Kematiannya menimbilkan kesedihan gadis tersebut. Sebelum dieksekusi, Valentine sempat menuliskan sebuah pesan yang ditandatanganinya dengan bunyi “From Your Valentine”. Hari eksekusinya St. Valentine itu diyakini terjadi pada tanggal 14 Februari tahun 270 M.

Maka semenjak itulah tanggal 14 Februari menjadi hari untuk semua pecinta dan dirayakan oleh anak muda Romawi dengan memberikan hadiah yang bertanda tulisan tangan salam kasih sayang.

Sekarang ini Hari Valentine dijadikan sebagai salah satu hari besar di AS serta telah menjadi sukses secara komersial. Menurut Greeting Card Association, 25% dari semua kartu yang dikirim setiap tahunnya adalah kartu ucapan “Valentine”. Perayaan Valentine ini menyebar keseluruh dunia seiiring dengan menyebarnya agam Kristen. Salah satu kartu Valentine paling awal dikirim pada tahun 1415 Masehi oleh Charles, Duke of Orleans, untuk istrinya selama dia dipenjara di Menara London. Kartu tersebut sekarang disimpan di British Museum.



Mengapa Hari Valentine Diharamkan?
Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekalipun.

Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani
 Valentine’s Day menurut literatur ilmiah menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.
Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.

The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno.

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Surah Al-Kaafiruun: 1-6).

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.
Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.

Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khaliq, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.

Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.

Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka.

Semangat Valentine Adalah Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan “make love” yang artinya bercinta, seharusnya sekedar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah. Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Surah Al-Israa': 32).

Maka, jelaslah bahwa Hari Valentine adalah perayaan yang berasal dari agama Nasrani, mengajak berbuat zina, dan merupakan tasyabbuh (menyerupai) agama lain. Berikut ini adalah salah satu hadits tentang nubuwat akhir zaman yang berkenaan dengan tasyabbuh pada umat nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
عن أَبِي سَعِيدٍ الْخدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ: فَمَنْ
"Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nasrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR. Bukhari)

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma dia berkata; “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”.(HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676).

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan iman dan islam sehingga kita selalu dapat berjalan di atas jalannya Rasulullah dan para sahabatnya. Amin...

Wa Shallallaahu 'Alaa Muhammad wa 'Alaa Aalihii wa Shahbihii Ajma'iin....
















Ustadz ABDUL AZIZ (Pedanda Ida Bagus Erit Budi Finarno): Selamatan Kematian Berasal dari Agama Hindu

Selasa, 07 Februari 2012

JADWAL KHUTBAH JUMAT FEBRUARI 2012

 

JADWAL KHOTIB JUMAT MASJID PUSDAI JABAR

Jln. Diponegoro No. 63 Bandung
Februari                              
03/02     KH. Bahrul Hayat, M.A.
10/02     Prof. Dr. Ir. H. Hermawan K. D., M.S.E.E., Ph.D.
17/02     Drs. H. Yayat Ruhiyat.
24/02     Drs. KH. Dudi Muttaqien.

 
Jadwal Khotib Sholat Jum'at 2012 Masjid Nasional AL-AKBAR Surabaya
02
FEB
3
I
KH. Miftahul Akhyar.
Bulan Kemuliaan Dalam Islam dan Jawa
10
II
Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, M.A.
Rasulullah SAW Teladan Sepanjang Zaman
17
III
H. Muhammad Sholeh Drehem, Lc.
Aqidah dan Akhlaq Seorang Pemimpin
24
IV
Dr. H. Abdul Kadir Riyadi, M.A.
Pelajaran dari Umat Terdahulu

 
Jadwal Khotib dan Imam Sholat Jumat Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Tahun : 2012 M / 1433 H



FEBRUARI
3
Drs. H. Arif Affandi.
10
Drs. H. Asmara Tambunan.
17
Dr. H. Fuad Amsyari, M.P.H., Ph.D.
24
Drs. H. M. Syukron Jazilan, M.Ag.

 
JADWAL KHOTIB JUMAT MASJID ASY-SYIFA’ TAHUN 2012 M/1433 H
 
FEBRUARI
I 3 Drs. H. Ridwan Abu Bakar, M.Ag. 08165432178
II 10 Drs. H. Abu Wildan. 0811371248
III 17 Drs. H. Marsono Adnan. 081335440604
IV 24 Drs. H. Athor Subroto, M.Si. 08123238671 

JADWAL KHOTIB JUMAT MASJID AL-HAQ PERUMAHAN MUTIARA CITRA GRAHA, CANDI, SIDOARJO, 2012
3 Februari 2012: Ust. H. AFLAH ALAWI, M.Pd.I.
10 Februari 2012: Ust. FATCHUL ALIM
17 Februari 2012: MWC
24 Februari 2012: Drs. KH. M. SHOLEH QOSIM, M.Si.

JADWAL KHOTIB JUMAT MASJID AN-NUR KOMPLEK PERGURUAN MUHAMMADIYAH SIDOARJO, Jl. Mojopahit 666 B, Sidoarjo

3 Februari 2012: Masyhud S.M., M.Th.
10 Februari 2012: Dr. H. Zainuddin MZ, Lc., M.Ag.
17 Februari 2012: Drs. Farkhanuddin Munir.
24 Februari 2012: Drs. Nurul Huda.
 
Jadwal Khotib Jumat Tahun 2012
Masjid Al-Hikmah Kebonsari Surabaya
Jl. Kebonsari Tengah No. 64 - 66
Kebonsari - Jambangan – Surabaya-Jawa Timur- Indonesia

FEB
3
11.47
Drs. H. M. Turhan Amar.
Berkholwat Menurut Ajaran Islam.
03170050451
10
11.47
Drs. H. M. Lutfi Thoyyib.
Pemanfaatan Kecanggihan Teknologi dalam Dakwah
0317885502
17
11.47
Drs. H. M. Nashir, M.Si.
Fadhilah Dzikir dan Fikir
0318287284
24
11.47
KH. Achmad Shofwan Ilyas, Lc., M.A.
Menyibak Kesulitan Hidup Muslim di Negara Islam
03170995509